Senin, November 08, 2010

Binus

Kejadian ini terjadi ketika masih kuliah. Sekitar tahun 1998, setelah kerusuhan Mei 1997. Waktu itu aku mengambil kuliah malam, dan jam 9 malam aku baru keluar dari kampus lama yaitu kampus Syahdan.
Dulu di kampus Syahdan tepat di pagar bagian tengah itu ada telepon umum yang bisa di akses dari luar maupun dalam kampus.

Malam itu usai kuliah, temanku minta di antar ke telepon umum, menelepon ayahnya untuk di jemput. Temanku ini wanita dan lumayan montok, dan kebetulan pada saat itu dia mengenakan rok di atas lutut.
Selesai telepon kami keluar kampus melalui telepon umum ini. Temanku keluar duluan, aku belakangan. Aku sempat melihat sekilas, waktu itu temanku di goda oleh seorang pria (tingginya 1,50 m), lalu temanku ini marah (memang dia ini agak jutek), lalu saya keluar, tahu-tahu temanku ini ditampar.

Kami kaget, dan sempat menjauh dari kira-kira 3 meter dari telepon umum itu. Aku Spechless, sambil menatap kesal terhadap pria ini.
Tiba-tiba dia menghampiriku, dan berkata,
"Ngapain lihat-lihat!"
"Jangan kasar dong bang sama perempuan!"
"Apa urusan Lu!"

Setelah itu saya di tarik ke tengah jalan, mending tangannya yang di tarik, rambutku yang di tarik. Otomatis tangan saya yang berusaha meraih untuk membalas atau mencakar, tidak sampai. Lalu saya di tarik ke tanah dan kepala saya di injak-injak di tengah jalan.
Ketika dia selesai menginjak (kagak mungkin menginjak terus pastikan ada jedanya), saya langsung cepat-cepat berdiri, ketika saya berdiri saya ditonjok 2 x, sampai terhuyung ke belakang.

Lalu saya berusaha meraih kesadaran saya (karena semua terjadi begitu cepat), saya lihat sekeliling saya sudah ramai, mengelilingi kira-kira memberi jarak 3 m, menonton dan tidak ada yang menolong. Hm........ lalu pria ini berhenti sendiri, sepertinya dia agak takut, karena keadaan mulai ramai, lalu datang beberapa orang berpeci, menarik dia kabur.

Lalu saya bengong saja, dan menghampiri teman saya. Saya lihat teman saya nangis, orang-orang hanya melihat saja, lalu cepat-cepat saya dan teman saya menuju ke kampus.
Teman saya nangis sampai sesegukan, sedangkan saya berasa kesal, karena tidak bisa membalas. Setelah agak tenang , kami ke WC, membersihkan muka saya, akhirnya ayah teman saya datang menjemput. Sedangkan saya menunggu sang pacar.

So... pasti dong, begitu melihat dia, saya menceritakan semua, apa reaksinya??? Pastikan setelah kejadian kaya begini kita berharap di hibur, di sayang, di perhatikan, ternyata apa yang harapkan terbalik 180 derajat. Malah saya di marahin, di salah-salahin, kesannya kejadian ini terjadi gara-gara saya. Sakit....... sakit......., yg tadinya bebannya 50 kg, jadi 150 kg.
Yang di tonjok tadi tidak berasa sakit lagi, karena saya jadi kesal dan berantem sendiri dengan sang pacar.
Terima........ kasih........ banyak, mantan pacar (sekarang suami, dan sekarang saja masih seperti itu), berkat anda kejadian tadi tidak terlalu berbekas di hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar