Selasa, Oktober 26, 2010

Tatoo Alis 2

Setibanya di salon, rupanya tukang tatoo-nya harus di panggil dulu, karena menunggu lama, si ibu cantik ini pergi meninggalkan aku seorang diri.
Lalu aku di layani oleh pemilik salon (seorang isteri yg msh muda), pelayanannya sich menyenangkan, dia mulai mencukur alisku dan menggambarkan alisku, dan aku sangat menyukai bentuk alis yang dibuat oleh dia.
Sambil menunggu si "tukang" nya aku bertanya, berapa harganya, biasanya Rp 200.000,- (dlm hati, yah cantik-cantik, kaya pula, msh mau nguntungin orang), rupanya si 'Owner' ini juga alisnya botak, aku tanya "Kenapa alisnya tidak di tatoo",
"Takut hasinya jelek, tapi aku mau di tatoo matanya, biar kagak kelihatan sipit"

Akhirnya datang juga, seorang "engko-engko" dgn tampang sales. Aku jadi ragu ini sales atau penatoo. Dia bertanya, lalu menghampiriku, tanpa basa-basi menyuruh aku meminum obat, terus mulai menggambar alisku.

Astaga....a......a...., dia menghapus gambaran tatoo sebelumnya dan membuat yang baru, dan gambarnya itu seperti tatoo alis ala "encim-encim", ala kaisar Ming. atau Dedy Cobuz... sontak aja aku kagak mau. Di hapus lagi, di gambar lagi, eh......... ternyata masih kaya encim-encim, sampai beberapa kali, sampai alisku di cukur sampe botak beneran.

Sampe dia kesel, "Ci.....! Aku ini udah berpengalaman dalam menatoo alis, percaya deh sama saya pasti hasilnya bagus"
"Bagus...! Engkong lu" (dalam hati doang), di luar cengengesan, kaya anak kecil.
"Yah udah saya gambar lagi" Tetap saja hasilnya kaya encim-encim, tentu saja saya kagak mau.
Sampe orangnya putus asa, "Enci, maunya kaya gimana!"
Agak nervous aku blg, "ko, muka setiap orang itu berbeda, saya kagak suka model kaya gitu, kaya pertama tadi aja".

Akhirnya si Owner menggambar alisku, "aduh alisnya di cukur sampe botak, gimana yah.... gambarnya" (soalnya basenya untuk menggambar hilang), akhirnya selesai. Sebelah doang, sebelahnya di gambar oleh si "tukang". Aku yang sudah stress udah sisanya terserah dialah. Aku bilang maunya warna coklat.
Ketika selesai, "Dia bilang harus 2 x baru kelihatan coklatnya" Aku bayar Rp 200.000, ujung-ujungnya dia nawarin untuk yang kedua dirumah aja, lebih murah (yah ujung-ujungnya habis Rp 400.000 juga).

Lalu aku pulang, karena di sampingku ada pos tempat ibu-ibu nongkrong, mereka melihat bentuk alisku yang msh bengkak, dan tajam, dgn tatapan "..." biasa, sambil tersenyum mengerikan gitu deh. Hah......... capek deh.

Ketika tiba dirumah aku periksa, ternyata hasilnya alis sebelah kanan dan kiri beda, yang satu lebih panjang, lebih tebal, dan lebih naik, Waduh........ bawaanya itu bete...... banget. Pengen ngomel keorangnya suruh benerin, takut hasilnya tambah parah, lagian alis masih bengkak, tunggu 2 minggu dulu. Hopeless.... deh.

Untuk menutup alisku, aku memotong rambutku sendiri di dahi, alias memberi poni. Hari lepas hari aku berusaha berdamai dgn alis baruku, lama-lama hasilnya "not bad after all", malah banyak ibu-ibu yang tadinya mencibir, mulai terbiasa melihat mukaku.

Habis gimana .... wanita cantik, di apa-in aja itu tetap cantik loh........ kagak dandan aja cantik, apalagi di poles sedikit tambah cantik, di make up full saingan dengan pengantin baru. He....he... (sekali-sekali boleh geer dong...).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar