Ini tanaman lucu, bentuknya kaya kipas. Waktu kuambil tingginya hanya 5 senti. Lalu ujungnya pernah patah sekali, karena sayang aku tanam. 1/2 tahun tak terjadi apa-apa cuma begitu aja.
1 batang tokh. Setelah 1 tahun di samping tumbuh tunas, sekarang tingginya cuma 10 cm. Mungkin harus dipindahkan ke pot yang lebih besar, biar bisa lebih besar.

ini yang cabangnya patah, di sampingnya tunasnya sudah besar
Sejarahnya :
Kejadiannya waktu anakku baru masuk kelas 1 SD. Karena baru masuk aku suka menunggu anakku pulang di belakang sekolahnya.
Di belakang sekolah ada berbagai jenis tanaman, salah satunya seperti kipas ini. Di sana juga ada tanaman hias Bunga "Mawar gurun". Banyak cabang dan bunganya. Aku Perhatikan bunga ini, bunganya kecil, tapi ada 2 tangkai seperti cabe.
Tuh lihat bunganya kecil, ada cabenya dua
Karena melihat setiap hari selama 2 bulan, jadinya penasaran. Apalagi sudah besar dan merah, kan tambah penasaran. Seakan-akan berkata "petik aku, petik aku". Tapi tidak kupetik. .
Tapi setelah sekian lama aku berpikir, "Kalau aku petik, mungkin kagak ada yang tahu atau memperhatikannnya. Habis kan disitu udah hampir 3 bulan".
Akhirnya aku petik dan kusimpan dalam tasku. Sampai dirumah isinya berantakan didalam tasku, coklat-coklat kecil, kaya biji cabe. Wah.... ternyata isinya begini doang toh...... Aku buang saja.
Keesokan harinya, aku seperti biasa menunggu di belakang sekolah. Kebetulan siang hari ada Bapak-bapak (suami yang punya sekolah) sedang memberi pupuk, dan ada ibu-ibu yang mampir melihat tanaman hias si Bapak ini. Saya mendengarkan percakapan mereka
"Pak, Kambojanya bagus yah! Kemarin aku lihat bibitnya udah besar. Tadinya aku pengen minta, buat bibit, tapi koq sekarang hilang. Sayang yach."
"Yang pohon ini yah, Bu. Memang tadinya ada bijinya, sengaja saya biarkan, saya tunggu-tunggu, biar meletak sendiri. Tapi sekarang hilang. Kalau ketahuan siapa yang ngambil, pengen saya marah-marahin."
Ternyata......pohon yang ditunjuk adalah pohon yang kupetik "cabenya". Saya jadi kagak enak hati, malu banget. Ternyata itu adalah bibit yang ditunggu-tunggu.
Kan.... siapa sangka itu bibitnya. Masa bibitnya bisa tumbuh dari kecil ke gede. Setahu saya bibitkan dari bunga, pasti lebih kecil dari bunga. Itu bukan bibit kali..., melainkan buahnya.
Saya tersenyum meringis, mendengar percakapan mereka berdua, sambil mengiyakan. Padahal kalau mereka tahu saya yang ambil....Hmm.....tidak tahu apa jadinya saya.
Karena merasa bersalah sejak saat itu, saya kagak menunggu anak saya pulang. Setiap hari saya jemput aja.
Keesokan harinya.... aku tetap menunggu di belakang sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar